Wednesday 26 August 2015

Hormatilah Pendidik

Sekarang ini, kepedulian dan rasa sosial manusia dirasa semakin berkurang. Walaupun media sosial sudah banyak beredar dan banyak memberikan manfaat, saya rasa justru media sosial membuat seseorang menjadi lebih "pengecut dan pembohong". Namun tidak semuanya. Dari hasil analisis dan amatan saya. Orang-orang semakin berani berkomentar melalui media sosial tanpa etika dan sopan santun, bahkan kadang mereka menggunakan akun palsu atau identitas palsu untuk menipu atau mencaci maki dan mengucapkan kata-kata yang tidak sewajarnya. Contoh kecilnya, coba saja buka sebuah portal berita yang ada kolom komentarnya. Pasti anda akan menemukan dan merasakan betapa kurang pantasnya komentar-komentar oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Itu baru di dunia maya.

Lantas apakah begitu juga di dunia nyata. Hmm... saya rasa tidak.

Di dunia nyata, jarang orang menggunakan kata-kata kasar atau cacian tanpa sebab kepada orang lain. Namun biasanya ditunjukkan dengan sikap dan perbuatan. Indonesia yang terkenal dengan sopan santun dan murah senyumnya, saya rasakan semakin pudar. Orang lebih cenderung berjalan, berkumpul, dan bertemu satu-sama lain, namun beberapa di antara mereka sambil bermain gadget. 

Tegur sapa antar manusia kini juga semakin pudar. Jika dahulu para orang tua sering memberikan pelajaran kepada anaknya untuk selalu tersenyum dan menyapa kepada orang lain saat bertemu, sekarang tidak banyak yang melakukannya. Bahkan kadang pura-pura tidak melihat atau pura-pura sibuk. Cobalah amati dilingkungan sekitar. Kalau dahulu ada orang lewat di sapa dan disuruh mampir, tapi sekarang ?

Memang itu adalah hak setiap individu, namun kita sebagai makhluk sosial saya rasa budaya senyum salam dan sapa harus terus dilestarikan. Menebarkan senyum dan kedamaian akan lebih indah dari pada menebarkan kebencian. Apalagi jika ada seorang murid yang ingin mengarapkan ilmu yang berkah dan bermanfaat, maka menghormati guru adalah wajib dilakukan. Karena ilmu itu adalah cahaya suci yang dapat di wariskan dari guru kepada muridnya dengan rindho dan iklas.

Jadi, Bagaimana mau mangharapkan ilmu yang bermanfaat jika dengan gurunya saja tidak menghormati!

Yakinlah, ketika proses belajar mungkin merasa tidak mendapatkan apa-apa, namun tunggulah suatu saat nanti, jika ilmu itu berkah dan bermanfaat maka pasti akan dirasakan.

0 comments:

Post a Comment